top of page

Siapa yang Berhak Menilai Karya Seni?

Diperbarui: 8 Apr




Setiap orang bisa menilainya, tapi siapa yang paling berhak? yuk baca opiniku !


1. Seniman Itu Sendiri

Siapa yang lebih tahu tentang seni selain penciptanya? Seniman memiliki visi, proses kreatif, dan alasan di balik setiap visual karyanya. Mereka menilai karyanya berdasarkan sejauh mana ia berhasil mengekspresikan ide dan emosi.


Kelebihan: Seniman tahu persis niat dan makna di balik karyanya.

Kelemahan: Bisa terlalu subjektif dan sulit menerima kritik dari luar.


2. Kurator dan Kritikus Seni

Menurutku, mereka adalah para "penjaga gerbang" dunia seni. Kurator memilih karya yang dipamerkan, sedangkan kritikus mengulasnya berdasarkan teori seni, sejarah, dan konteks budaya.


Kelebihan: Punya wawasan luas, bisa membaca tren, dan menilai karya dari berbagai perspektif.

Kelemahan: Bisa bias terhadap gaya tertentu atau terlalu akademis dalam menilai seni.


3. Publik dan Audiens aka Netizen

Tanpa penikmat seni, apakah seni tetap bernilai? Publik menilai berdasarkan pengalaman pribadi, emosi, dan selera estetika.


Kelebihan: Mewakili reaksi spontan dan nyata terhadap karya seni.

Kelemahan: Tidak selalu memahami konteks atau teknis seni.


4. Kolektor dan Pasar Seni

Ada yang menilai seni dari sudut investasi. Kolektor dan pasar seni melihat seni sebagai aset dengan nilai ekonomi yang bisa meningkat seiring waktu.


Kelebihan: Mendorong apresiasi seni dalam bentuk investasi dan keberlanjutan ekonomi seni.

Kelemahan: Bisa mengutamakan nilai jual daripada nilai artistik.


5. Akademisi dan Sejarawan Seni

Mereka menilai seni berdasarkan teori, sejarah, dan pengaruh budaya. Analisis mereka lebih mendalam dan berorientasi jangka panjang.


Kelebihan: Menyediakan konteks yang lebih luas dan kajian objektif.

Kelemahan: Bisa terlalu teoretis dan kurang relatable bagi audiens umum.


Siapa yang Paling Berhak?

Jawabannya: tergantung konteksnya-kah?

  • Jika bicara soal kualitas teknik, maka pakar dan seniman lebih berhak.

  • Jika soal makna dan dampak emosional, publik memiliki suara yang layak di perjuangkan.

  • Jika soal nilai ekonomi, kolektor dan pasar seni mungkin lebih dominan.


Tidak ada satu penilaian yang pasti. Seni adalah bahasa universal yang bisa dinilai dari berbagai sudut pandang. Yang terpenting adalah bagaimana kita menikmati dan menghargai seni sesuai dengan perspektif kita masing-masing.

Bagaimana menurut kawan? Siapa yang kira2 paling berhak menilai karya seni?


Referensi:

  • Berger, J. (1972). Ways of Seeing. BBC & Penguin Books.

  • Danto, A. (1981). The Transfiguration of the Commonplace: A Philosophy of Art. Harvard University Press.

  • Becker, H. (1982). Art Worlds. University of California Press.

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page